Sabtu, 08 Juli 2017

Review Despicable Me 3

Banyak franchise mengalami sedikit kebingungan saat mereka mencapai bagian 3, di mana beberapa berhasil (Toy Story 3, Indiana Jones dan The Last Crusade, The Dark Knight Rises), yang lainnya jatuh tumbang (Shrek The Third, Hangover Part III, Spider-Man 3, The Mummy 3). Jadi, setelah dua film keluarga yang menyenangkan dan sebuah spin-off, Despicable Me 3 tiba dengan kualitas yang mengejutkan.

Plot Despicable Me 3 dibuka dengan kisah Gru (Steve Carell) dan Lucy (Kristen Wiig) saat mereka bekerja sebagai agen untuk AVL (Liga Anti-Villain). Sayangnya duo tersebut kehilangan pekerjaannya setelah mereka menggagalkan pencurian yang dilakukan oleh bintang anak 80-an yang sangat norak, Balthazar Bratt (Trey Parker).

Dalam usahanya mencari pekerjaan lagi, Gru, Lucy dan ketiga gadis kecil mendapatkan kabar kalau Gru memiliki saudara kembar bernama Dru (Carell), yang telah lama hilang. Dru hidup dalam kehidupan yang sangat mewah namun memiliki rahasia tersendiri yang mungkin bakal membawa Gru kembali ke dunia kejahatan.

Konsep inti ini tentu saja sangat familiar dan kerap dipakai dalam film animasi sejenis. Tapi untunglah Despicable Me 3 tidak menampilkan beberapa kesalahan yang ada dalam sekuelnya, sehingga film ini tidak mengalami franchise fatigue. Konsep family movie juga kembali di sini setelah sebelumnya hampir hilang sepenuhnya.  

Selain kembali menghadirkan konsep family movie, film ini juga hanya menunjukkan 10-15 menit pertama dalam trailer mereka dan membiarkan sisa film sebagai kejutannya. Jelas plotnya mungkin tidak terlalu orisinal, tetapi kita tetap menemukan berbagai scene cemerlang di sana-sini.

Gru dan Dru adalah double act yang hangat. Berkat vokal Carell yang beragam, memungkinkan Gru tetap berada dalam keseimbangan yang baik antara orang baik dan nakal. Untuk Dru suaranya lebih condong ke nakal, tetapi ada sisi lemahnya di sana-sini yang menunjukkan kalau dia memang tidak terlalu ahli dalam segala hal.

Selain Gru dan Dru, Lucy (Kristen Wiig) juga memiliki bagian sendiri. Sepanjang film dia berusaha belajar bagaimana menjadi seorang ibu yang baik saat kebanyakan film lainnya malah memasukan kasus sebaliknya. Para gadis-gadis kecil juga mendapatkan cerita mereka sendiri, dengan Agnes (Nev Scharrel menggantikan Elsie Fisher) yang mencari seorang Unicorn, Edith (Dana Gaier) yang membantunya dan Margo (Miranda Cosgrove) yang berusaha mengajari Lucy sambil menolak pertunangan sepotong keju.

Kalian akan tinggal dan menonton Despicable Me 3 dengan dua alasan yang sangat berbeda. Pertama, setelah film mereka sendiri, The Minions mendapatkan momen komedi terbaik di seluruh film, dengan deretan musik dan slapstick lucu. Yang kedua karena adanya Balthazar Bratt! Seorang musuh yang dihidupkan oleh South Park’s Trey Parker.

 

Dari pembukaan yang fantastis sampai akhir yang menyenangkan dan karakter yang kembali, Despicable Me 3 adalah sebuah tontonan yang wajib bagi keluarga dan fans. Struktur naratif hampir tidak ada yang baru dan beberapa joke tidak mengenai sasaran, tapi para Minion terus mencuri perhatian. Selain itu kehadiran Trey Parker juga sanggup mengubah segalanya sehingga membuat kami mengganjar Despicable Me 3 dengan nilai 7.2/10.



from Klik Game http://ift.tt/2sRCcFZ
via IFTTT

0 komentar:

Posting Komentar