Selasa, 24 Oktober 2017

Thor: Ragnarok, Panggung Terakhir Para Asgardian

Sebagai sebuah film yang berdiri sendiri di Marvel Cinematic Universe (MCU), Thor tidak pernah berhasil melebihi saudara-saudaranya. Thor selalu kalah pamor dengan Iron Man atau Captain America. Padahal Chris Hemsworth selalu berakting dengan ciamik, tetapi justru dia malah yang tidak mendapatkan panggung yang seharusnya, sampai akhirnya Thor mencapai Ragnarok.

Thor Ragnarok memakai pendekatan baru pada Thor. Sosok yang berada di balik film ini adalah Taika Waititi. Beliau memang sudah mengerjakan film ini sejak Doctor Strange dibuat, sehingga jangan heran kalau sosok Thor yang biasanya kaku, berubah menjadi komikal. Bisa dibilang film ini menggunakan gaya pendekatan yang menggabungkan Doctor Strange dan Spider-Man Homecoming.

Tulang punggung cerita Thor: Ragnarok sangat berbeda dengan versi komiknya. Dikisahkan kalau ternyata Thor memiliki kakak perempuan yang telah lama hilang, Hela (Cate Blanchett). Hela dikurung oleh Odin karena sangat berbahay. Sayangnya Odin semakin tua dan semakin lemah hingga akhirnya meninggalkan Thor dan Loki berdua. Karena Odin wafat otomatis Hela kembali ke sembilan dunia. Dalam pertempuran pertamanya dengan Hela, Thor kehilangan Mjolnir dan kakak beradik Asgardian ini terlempar ke planet asing bernama Sakaar.

Saat sang adik terlempar ke Sakaar, Hela yang sudah kembali ke Asgard langsung menguasai singgasana dan membangkitkan para tentara yang sudah mati demi menguasai sembilan dunia yang dulunya dilindungi oleh Odin. 

Film secara harfiah terbelah dua saat ini. Blanchett memerankan Hela seperti vampir haus darah. Agak terlalu satu dimensi untuk musuh sekelas Hela. Untunglah sosok Hela terlihat cukup meyakinkan walaupun kami agak bingung dengan kekuatan aslinya Hela. 

Sementara Hela menaklukan Asgard, Thor harus berurusan dengan rekan lamanya di Sakaar. Ternyata planet tersebut merupakan sebuah dunia aneh yang dikuasai oleh seorang Grandmaster yang diperankan dengan sangat pantas oleh Jeff Goldblum. Bagian ini juga menjadi eleman yang paling bersinar dari Waitit. Kamu akan diajak melihat berbagai kelucuan yang dilakukan oleh seorang Thor, baik itu yang sengaja hingga mendekati komedi slapstick maupun yang cerdas.

Bisa dibilang Thor: Ragnarok ini merupakan film Thor terbaik dibandingkan prekuel-prekuelnya. Memang tidak terlalu sempurna, terutama dalam urusah pace dan shifting. Sering kali kami dibuat bingung dengan pace yang ada di film ini sehingga keliru dalam menebak adegan selanjutnya, terutama setelah melewati bagian Thor vs. Hulk.

Gaya, energi dan kecerdasan Waititi terlihat jelas dalam film ini, tapi sayangnya dia harus menggunakan format yang menjadi “rasa dasar” dunia Marvel. Untunglah pada beberapa babak dia berhasil memasukan gayanya sendiri sehingga kami masih mengenali gaya mockumentary-nya yang pernah dia hadirkan di What We Do in the Shadow.

Bagi kami, Thor: Ragnarok bisa kami ganjar dengan nila 8/10. Menyamai ekspetasi, tetapi sedikit kurang menggigit di sana-sini.

 



from Klik Game http://ift.tt/2z4iDgj
via IFTTT

0 komentar:

Posting Komentar