Sabtu, 20 Mei 2017

Stratton: Adaptasi Pertama Novel Duncan Falconer

Bila Klikers tidak pernah membaca novel militer karya Duncan Falconer, kalian pasti tidak pernah mendengar nama Stratton. Sejatinya film ini diangkat dari novel The Hostage dengan berbagai komponen yang berbeda dan musuh yang berbeda pula.

Film Stratton ini dibuka dengan sebuah operasi infiltrasi sebuah kompleks laboratorium di Iran untuk mengamankan senjata biokimiawi berbahaya. Misi yang rumit ini sayangnya berakhir kacau dan rekan sejawatnya, Marty terluka parah hingga tidak selamat.

Cerita kemudian bergulir ke sosok agen Soviet bernama Barovski yang seharusnya sudah meninggal 20 tahun yang lalu. Barovski ternyata adalah orang yang dibalik pencurian senjata biokimiawi tersebut dan merencanakan untuk balas dendam.

Untuk mengejar Barovski, Stratton dan timnya dikirim ke Roma, termasuk Hank, seorang anggota AL Amerika Serikat dan bekas murid Marty yang setia. Dipenuhi kebencian pada orang yang telah membunuh temannya, Hank lepas kendali, mengungkap penyamaran mereka, dan membuat Barovski mendapat kesempatan untuk lolos dari operasi tersebut.

Stratton adalah sebuah film militer yang cukup janggal bila ditonton oleh orang-orang yang paham betul cara kerja unit-unit special dalam melakukan infiltrasi maupun bergerak dalam setiap kondisi. Walaupun Stratton diceritakan sebagai SBS (Special Boat Service) yang handal dan tanpa tanding, kami melihatnya banyak sekali aksi yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang pasukan khusus. Apalagi saat melakukan two man entry. Pada intinya, Stratton menghadirkan aksi yang sangat tidak akurat untuk ukuran militer sekelas SBS.

Di luar kesalahan fatal yang dihadirkan oleh Stratton, film ini sejatinya mengangkat cerita yang cukup seru tapi agak standar. Kami sangat menikmati setiap langkah yang diambil oleh screen writter Warren Davis II dan sutradara Simon West, demi menghidupkan cerita Stratton. Sayangnya ada beberapa elemen yang miss match sehingga kami kerap mengerutkan kening ketika diajak menyaksikan segala cerita yang bergulir di Stratton.

Rasanya durasi merupakan musuh utama Stratton. Film ini hanya memilii durasi 1 jam 35 menit, sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk mengembangkan karakter dan emosi para pemainnya. Contoh, kami malah lebih mengenal Barovski ketimbang Hank atau Stratton itu sendiri. Bila kami memasukkan nama-nama lainnya, maka daftar pertanyaan kami akan semakin panjang dan review ini berubah menjadi sebuah Q&A film Stratton.

Secara garis besar, Stratton adalah film action yang tidak buruk di luar masalhnya yang tidak akurat. Kalian masih bisa menikmati Stratton bila kalian memang menyukai film-film dengan tema operasi dan agen rahasia. Kami masih memberikan nilai 7/10, karena Stratton menghadirkan sebuah teror baru yang menyesuaikan jaman. Seandainya film ini tetap mengandalkan cerita aslinya, pasti akan semakin banyak elemen miss match yang terjadi di dalamnya.



from Klik Game http://ift.tt/2rBLNMR
via IFTTT

0 komentar:

Posting Komentar