Senin, 20 November 2017

Acommerce Terima Suntikan Dana 65 Juta Dollar dari KKR Group dan Emerald Media

Menuju sebuah era baru, Pemerintah Indonesia sudah mencanangkan industri kreatif Tanah Air harus segera melahirkan karya aplikasi bermanfaat mengakomodir kebutuhan pasar. Well, seiring potensi yang ada setidaknya 44 apps lokal berkategori “Unicorn” diharapkan dapat bersaing dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Berita berikut mungkin bisa menambah angin segar dan menggairahkan para pemain pembuat apps. Sebuah perusahaan startup ACommerce yang berbasis di Asia Tenggara, baru-baru ini mendapatkan pendanaan segar sebesar $ 65 juta yang dipimpin oleh Emerald Media, sebuah perusahaan Asia yang didukung oleh korporasi global, KKR.
ACommerce melihat potensi untuk tumbuh bersama merk-merk terkemuka, masuk ke e-commerce dan media digital di wilayah yang tengah berkembang pesat ini.

Dalam keterangan resminya, ACommerce yang berbasis di Bangkok, juga akan menerima suntikan dana $ 94 juta dari beberapa partner lainnya seperti Blue Sky, MDI Ventures serta perusahaan DKSH yang bermarkas di Swiss.

Gagasan Startup ini sederhananya menghubungkan, mengintegrasikan merk-merk e-commerce yang bergerak di berbagai bidang mencakup layanan logistik & Supply, pengiriman dan digital marketing. ACommerce juga telah hadir membuka kantor di Thailand, Indonesia, Filipina dan Singapura untuk bekerja dengan brand ternama seperti Samsung, Unilever, Nestlé, L’Oreal, Philips dan Mars.
Branch office di Indonesia telah dibuka sejak 2015 yang dipimpin Eksekutif manajemen asal Norwegia, Snorre Larstad yang sebelumnya bekerja di Strategic Center Grup Morris di China.

 

Sementara itu, perusahaan juga telah mempekerjakan H adi Kuncoro untuk memimpin operasi TI dan manajemen rantai pasokan di Indonesia. Kuncoro merupakan mendirikan perusahaan e-commerce fashion islami dan peran pendiri yang sukses di Rocket Internet’s Zalora Indonesia. Mengomentari pertemuan dengan Paul Srivorakul, CEO Grup ACommerce, mengatakan, “Kami telah melihat pertumbuhan yang tidak ada bandingannya di Indonesia dan kami berada di jalur untuk menjadi pasar strategis terpenting kami.”

Dalam wawancara dengan TechCrunch, CEO Grup ACommerce, Paul Srivorakul mengatakan bahwa dana investasi akan langsung dialrikan untuk memmperluas jaringan ke Vietnam dan Malasysia, yang menunjukan pertumbuhan signifikan mencakup lebih dari 600 juta konsumen seiring meningkatnya akses internet.

Srivorakul – yang sebelumnya pernah membidani Ensogo (dijual ke LivingSocial) dan media startup Admax (dijual ke Komli) – mengatakan bahwa aCommerce telah mengalihkan fokus awalnya dari hanya sebuah media digital untuk mengembangkan fungsi dalam rantai perdagangan (retail) baik secara online dan offline.

Asia Tenggara merupakan pasar yang potensial dengan segala keragaman dan trend untuk mulai melakukan transaksi secara online diperkirakan mencapai sekitar tiga persen dari semua pengeluaran. Sebuah laporan yang ditulis oleh tim Google pada tahun lalu memperkirakan bahwa pasar e-commerce regional akan tumbuh dari $ 5,5 miliar pada tahun 2015 menjadi $ 88 miliar pada tahun 2025 – dimana Indonesia tetap dianggap akan muncul sebagai pemain ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Untuk itulah Pemerintah Indonesia terus menggiatkan dan mendorong aplikasi lokal karena diproyeksikan 20 tahun mendatang harus turut memainkan peran penting dalam pusaran nilai transaksi berkisar $ 46 miliar dollar.

“Kami membantu merk mengeksekusi di berbagai channel yang berbeda, baik itu untuk konsumen, karyawan, pemerintah, secara efektif maupun dalam jumlah besar, tujuannya adalah untuk menjual produk ke semua saluran yang berbeda ini,” kata Srivorakul.

“Sebagian besar perusahaan dan konsumen melakukan riset secara online – walaupun metode pembelian masih dilakukan secara offline, ini adalah fase pertama digital marketing, disitulah menurut tantangan yang harus dihadapi,” tambahnya.
“Hari ini, rasio transaksi online memang terbilah masih kecil dari total penjualan ritel, meski demikian kami akan mengejar target 97%.”

Untuk mengilustrasikannya, Srivorakul CEO grup aCommerce mengatakan bahwa penjualan b2b sekarang bertanggung jawab atas 30 persen pendapatan startup, naik dari hanya 10 persen satu tahun yang lalu.

  

Srivorakul mengatakan bahwa kuncinya adalah membantu brand-brand yang sudah mapan memiliki jalur ritel tersendiri, daripada mengandalkan distributor dan pengecer yang kemudian memiliki data kunci seputar kinerja penjualan produk dan konsumen yang membelinya.
“Ini soal data,” katanya. “Berapa banyak data yang dimiliki merk? Ini sangat minim.”

Selanjutnya Srivorakul juga mengapresiasi kesepakatan dan prospek bekerja dengan Emerald Media karena memiliki visi yang sama seputar konten, khususnya berita media, yang turut mendukung proses e-commerce digital modern.

Sementara bagi pihak Emerald Media, kesepakatan ini juga menandai kiprah mereka untuk berinvestasi di ruang e-commerce. Managing director Paul Aiello membicarakan posisi aCommerce sebagai integrator.
“[ACommerce] menyediakan pendatang baru, sebuah cara cepat untuk menggelar operasi multi-channel di pasar yang menarik ini tanpa membangun operasi lokal yang besar,” tutup Aiello.



from Klik Game http://ift.tt/2zSmBbK
via IFTTT

0 komentar:

Posting Komentar