Senin, 27 November 2017

Epic Games Bakal Tetap Proses Cheater Berusia 14 Tahun di Game Fortnite

Epic Games, developer sekaligus publisher game ternama di Amerika Serikat tengah serius menangani kasus cheat pada game Fortnite. Bukan hanya memberi sanksi membekukan akun (banned char), mereka juga akan mengancam para cheater ke meja hijau alias persidangan.

 

Memang kebijakan tegas seperti ini, yang dapat berakhir pada tindakan hukum terhadap pemain curang, belum pernah terjadi sebelumnya dihadapi Riot Games sempat memenangkan sebuah tuntutan hukum terhadap organisasi pembuat cheat awal
tahun ini. Namun, dari kasus itu, belum ada aturan atau kebijakan tetap soal tindakan terhadap cheater.

Well, sejatinya  publisher tentu enggan “berurusan” dengan cheater maupun hacker dan berharap game dan sistem keamanan bekerja dengan baik. Tujuannya jelas, membuat player bermain dengan sehat, fair dan semakin menyenangkan. Mereka yakin gaming bakal lebih hidup tanpa cheat atau cheater.

Tapi, bagaimana jika gamer yang didakwa melakukan cheat terhitung masih remaja dan berusia 14 tahun? Epic Games tegas dan tak kenal kompromi. Mereka tetap ngotot mengajukan remaja yang secara hukum masih di bawah umur. Apakah ini sebuah shock therapy semata bagi para cheaters atau akan menjadi ngeative campaign, pasalnya netizen pun lantas berekasi bahwa langkah ancaman pidana bagi sang bocah agak berlebihan.

Secara umum, di belahan dunia, anak di bawah umur mendapat perlindungan dari tindakan hukum. Dan, ibu dari anak tersebut juga telah mengeluarkan sebuah surat yang isinya jelas membela sang anak.

-Fortnite membutuhkan izin orang tua untuk anak di bawah umur, tapi dia tidak pernah memberikan izin kepada anaknya untuk bermain Fortnite.
-Epic Games menyatakan bahwa para cheaters telah membuat game itu kehilangan keuntungan, namun mode Fornite’s Battle Royale yang dituduhkan adalah mode gratis.
-Epic Games mengklarifikasi bahwa kecurangan yang terjadi telah menyebabkan ” hilangnya keuntungan secara masif”
-Epic Games menyatakan bahwa anak yang bersangkutan menciptakan perangkat lunak (software) cheat, namun sang ibu menegaskan bahwa anaknya hanya mengunduhnya sebagai pengguna.
-Dengan merilis nama sang anak, Epic Games telah melanggar undang-undang tentang informasi sehubungan kesepakatan “Delaware” yang melindungi identitas anak di bawah umur.
-Epic Games bukannya mengejar situs web yang menyediakan perangkat lunak cheat (Seperti yang dilakukan Riot Games), dan “menggunakan anak berusia 14 tahun sebagai kambing hitam.”

Terlepas dari poin-poin ini, Epic Games telah merilis sebuah pernyataan, yang kemudian dirilis Kotaku, yang tampaknya mengabaikan kenyataan bahwa mereka tengah melakukan tuntutan hukum berusia 14 tahun.

Epic Games, Inc. memang bukan perusahaan sembarangan dan sangat memproteksi Intelectual Property ekslusif mereka. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1991, awalnya bernama “Potomac Computer Systems” dan kemudian Epic MegaGames, Inc.) adalah perusahaan pengembang video game (developer) di Amerika yang berbasis di kota Cary, North Carolina. 
Epic Games langsung menyita perhatian saat memperkenalkan teknologi “Unreal Engine”, yang dan mengaplikasikannya pada game Gears of War dan Infinity Blade serta akhirnya diadopsi oleh perusahaan lainnya. Guinness World Records pun menobatkan Unreal Engine sebagai “mesin video game yang paling sukses”.

Kini berita tuntutan ini telah mengemuka namun buat sebagian besar pihak menganggap kasus ini akan dihentikan oleh hakim mana pun yang mendengarnya. Bagaimana menurut Klikers?



from Klik Game http://ift.tt/2BfNKlX
via IFTTT

0 komentar:

Posting Komentar